Jakarta: Ahmad Yusuf alias Oji bin Bunasim, lelaki
phedofila yang divonis 20 tahun penjara, perlu logistik untuk memuluskan
pelariannya. Mungkinkah ada yang membantu Oji?
"Mungkin saja," kata Kadivpas Jateng Hermawan Junianto kepada
Metrotvnews.com, Jumat (29/11). "Dia kan sudah amat mengenal situasi di
luar penjara karena masuk program asimilasi."
Bukan persoalan mudah kabur dari LP Batu, Nusakambangan. Bisa lolos dari
dalam penjara, belum tentu napi mempu menyeberang dari Pulau
Nusakambangan. Pendek kata, napi butuh dana dan mental kuat buat
memutuskan kabur.
Tapi, tampaknya itu bukan persoalan buat Oji. Buktinya sampai kini
penjahat itu belum tertangkap lagi sejak kabur, Jumat (15/11). Pembunuh
dan pemerkosa dua bocah itu bahkan diperkirakan sudah jauh dari
Nusakambangan.
"Sesuai laporan Kalapas Batu, (Oji-Red) diperkirakan sudah menyeberang
ke Pulau Jawa. Upaya pencarian di seputar Pulau Nusakambangan tetap
dilakukan," kata Kadivpas Jateng Hermawan Junianto, Jumat (29/11).
Oji divonis 20 tahun penjara. Tapi, baru 8 tahun dibui, lelaki
phedofilia itu berhasil kabur, Jumat (15/11). Ia melarikan diri ketika
diminta membuang sampah keluar lapas.
Oji ditangkap 40 hari setelah menghabisi nyawa Hani Febrina Purnamasari
Harahap, murid sekolah dasar, akhir Maret 2005. Mayat Febi ditemukan
terbungkus sprei merah motif kembang di kamar mandi rumah kontrakan
tersangka di Jalan Masjid Ar-Rohman RT 04/002, Kelurahan Jatirahayu,
Pondok Gede.
Jasad Febi penuh luka memar akibat pukulan benda tumpul. Hasil visum
menunjukkan bocah malang itu juga mengalami kekerasan seksual.
Belakangan diketahui, setahun sebelum kasus Febi meledak, rupanya Oji
pernah pula dua kali memperkosa bocah lain, Nia Kurniawati, akrab
dipanggil Rina. Sebelum memperkosa, ia lebih dulu menyiksa dan membunuh
Rina dengan cara membenturkan kepala korban ke tembok.
No comments:
Post a Comment