Jakarta: Indonesia membutuhkan tambahan lahan pertanian
200.000 hektare per tahun untuk memenuhi kebutuhan pangan yang
meningkat 1,3 persen per tahun. Untuk dapat menjadi eksportir, Indonesia
membutuhkan paling tidak tambahan lahan pertanian baru seluas 300.000
ha per tahun.
Mantan Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Pusat Siswono
Yudhohusodo di Nusa Dua, Bali, Kamis (28/11), mengatakan itu. Lahan
pertanian baru harus dibuka dengan prioritas lahan-lahan yang tidur yang
tidak dimanfaatkan.
Saat ini, lanjutnya, rasio lahan pertanian per populasi di Indonesia
sangat rendah dibandingkan beberapa negara seperti Thailand, India,
China, dan Vietnam. Rasio lahan pertanian untuk pangan per populasi di
Indonesia, khusus hanya padi, cuma mencapai 358,5 meter persegi per
kapita, Thailand mencapai 5.225,9 m2 persegi per kapita, India 1.590,6
m2 per kapita, China 1.120,2 m2 per kapita, dan Vietnam 950,9 m2 per
kapita.
Ironinya, Siswono mengatakan lahan pertanian semakin berkurang dan
konversi terbesar terjadi perumahan dan industri. Selama ini pemanfaatan
lahan sangat tidak seimbang karena semua terfokus di Pulau Jawa.
Lahan pertanian yang dimiliki sangat potensial mencapai 101 juta ha.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) luas lahan pertanian yang
ada saat ini baru mencapai 47 juta ha, sehingga masih tersisa sekitar 54
juta ha. (Ant)
No comments:
Post a Comment