Bandung: Presiden Komisaris PT Medco Duta Corporation,
Arifin Panigoro, mengatakan, minyak kelapa sawit menjadi solusi untuk
mengatasi kesenjangan antara supply (ketersediaan) dan demand
(kebutuhan) bahan bakar energi di Indonesia.
Arifin mengemukakan hal itu ketika menjadi pembicara Konferensi Kelapa
Sawit Indonesia ke 9 dan Proyeksi Harga 2014 (IPOC) di Bandung, Jumat
(29/11).
"Dalam beberapa tahun ke depan akan meningkat kesenjangan antara
'supply' dan 'demand'. Produksi akan turun secara signifikan ketika
permintaan naik menjadi empat hingga lima persen per tahun. Kebutuhan
bahan energi di Indonesia akan menjadi satu juta barrel per hari pada
2020, karena itu energi diversifikasi akan menjadi kebutuhan," katanya.
Arifin menekankan pentingnya kesadaran tentang lingkungan yang berkaitan
dengan produksi energi dan saat ini banyak kelompok baik dari aktivis
lingkungan maupun lembaga sosial masyarakat yang melakukan tekanan untuk
memproduksi energi yang ramah lingkungan.
Dia mengatakan laporan lembaga riset Mackenzie menyatakan bahwa pada
2012 hingga 2018 defisit energi bahan bakar Indonesia akan naik dari
340,000 barrels per hari menjadi 420,000 barrel per hari.
Menurut lembaga penelitian tersebut tumbuhnya permintaan bahan bakar
energi di Indonesia dipicu oleh pertumbuhan pendapatan, naiknya
kepemilikan kendaraan dan meningkatnya subsidi.
Arifin mengatakan skenario untuk membuat ketangguhan energi di Indonesia
adalah dengan tiga tahap yakni meningkatkan kapasitas produksi
biodiesel yang ada saat ini, yang berlangsung mulai sekarang hingga
2016, mengganti 50 persen penggantian impor diesel yang berlangsung dari
2016 hingga 2020.
Keuntungan yang akan didapatkan adalah dapat mengganti 50 persen
konsumsi diesel yang berjumlah 45,9 juta kilo liter. Hal ini menimbulkan
kebutuhan akan kelapa sawit 10,3 juta ton sedangkan devisa yang akan
diselamatkan US$10,8 juta.
Kemudian menggantikan 100 persen impor minyak diesel yang dapat dilakukan dari 2020 hingga 2025. (Antara)
No comments:
Post a Comment