Jakarta: Kasus pencurian di rumah kosong yang ditinggal
mudik tentu bukan persoalan baru. Agar tren kejahatan semacam itu bisa
dibendung, pemilik rumah harus melakukan antisipasi sebelum melenggang
ke kampung halamannya.
Dalam wawancara kepada Media Indonesia, Rabu (31/7), Kriminolog
Universitas Indonesia Adrianus Meliala menjelaskan, aksi kejahatan
berupa pencurian dengan target rumah kosong tergolong mudah ketimbang
yang berpenghuni.
Ada tiga modus yang memungkinkan diterapkan para begundal beraksi di
rumah kosong. Pertama, menggangsir atau menggali lubang dan menerabas
drainase. "Modus ini sangat kuno tapi tetap diwaspadai," ujarnya.
Modus kedua, lanjut dia, yakni menggasak harta benda setelah lebih dulu
membobol atap rumah yang umumnya tidak dilengkapi dengan jeruji besi.
Jika sudah demikian, pemilik rumah wajib memperhatikan keamanan di
loteng kediamannya.
Adapun cara terakhir yang dilancarkan pencuri yaitu masuk dengan teknik
pengelabuan. Pencuri menyamar sebagai orang biasa dan selanjutnya
berjalan di depan rumah target dengan tujuan mengamati pengamanan yang
ada di pagar atau teras.
"Setelah diamati, pencuri akan masuk bersama tim nya untuk membongkar
pagar. Kalau tidak ada gembok, akan gampang masuk dan terjadilah
pencurian," ucap Adrianus.
Menurut Adrianus, pada musim mudik kali ini, tiga modus yang dipaparkan
diatas kemungkinan tidak akan digunakan para pelaku kejahatan. Pencuri
yang mengetahui rumah dalam keadaan kosong, akan masuk dengan cara
membongkar pintu secara paksa serta memecahkan kaca.
Adrianus menerangkan, pencegahan dapat dilakukan dengan merealisasi kiat
informal dan formal. "Kiat informal seperti menitipkan rumah kepada
keluarga, tetangga, dan masyarat yang tidak mudik. Ini perlu dipilih
orang yang bisa dipercaya untuk mengemban amanat," katanya.
Kiat formal sendiri boleh dicoba namun cara seperti ini membutuhkan
biaya yang tidak sedikit. Agar rumah aman dari garong, pemiliknya bisa
menyewa petugas satpam ataupun memasang kamera pengawas (cctv) dan
menjalin kerjasama dengan perusahaan jasa keamanan.
"Kalau orang biasa dengan standar ekonomi menengah kebawah sebaiknya
gunakan trik informal saja. Tapi kalau memang mau benar-benar aman, ya
silahkan gunakan trik formal," kata Adrianus.
Lebih jauh, terang dia, apabila imbauan pengamanan rumah diabaikan
pemiliknya maka kejahatan tetap akan terjadi. Pasalnya, ada satu juta
rumah kosong di Ibukota yang dikhawatirkan menjadi ekperimen para pelaku
kejahatan.
"Pemilik rumah jangan hanya mengandalkan Satgas Anti Rumsong (rumah
kosong) yang dibuat Polri saja. Karena jumlah rumah yang harus diawasi
sangat banyak maka sebaiknya tetap waspada dengan membuat antisipasi
tambahan pengamanan," harap Adrianus.
Para pelaku kejahatan ini, imbuh dia, tidak akan kesulitan mencari
sasaran. Bagi penjahat yang tidak memiliki keahlian membobol rumah
mewah, maka rumah dengan tingkat keamanan minim akan dijadikan sasaran.
"Semua taget punya resikonya. Dia (pelaku) ada yang mau sekali pukul
dengan hasil besar maka harus baca peta dan persiapkan tim. Intinya
dimanapun itu pencurian saat mudik pasti terjadi," pungkasnya. (Mudik,
Tips Aman dan Modus Pencurian.
KASUS pencurian di rumah kosong yang ditinggal mudik sudah barang tentu
bukan persoalan baru. Agar tren kejahatan semacam itu bisa dibendung,
pemilik rumah harus melakukan antisipasi sebelum melenggang ke kampung
halamannya.
Dalam wawancara kepada Media Indonesia, Rabu (31/7), Kriminolog
Universitas Indonesia Adrianus Meliala menjelaskan, aksi kejahatan
berupa pencurian dengan target rumah kosong tergolong mudah ketimbang
yang berpenghuni.
Ada tiga hal modus yang memungkinkan diterapkan para begundal di Ibukota
untuk beraksi di rumah kosong. Pertama, menggangsir atau menggali
lubang dan menerabas drainase. "Modus ini sangat kuno tapi tetap
diwaspadai," ujarnya.
Modus kedua, lanjut dia, yakni menggasak harta benda setelah lebih dulu
membobol atap rumah yang umumnya tidak dilengkapi dengan jeruji besi.
Jika sudah demikian, pemilik rumah wajib memperhatikan keamanan di
loteng kediamannya.
Adapun cara terakhir yang dilancarkan pencuri yaitu masuk dengan teknik
pengelabuan. Pencuri menyamar sebagai orang biasa dan selanjutnya
berjalan di depan rumah target dengan tujuan mengamati pengamanan yang
ada di pagar atau teras.
"Setelah diamati, pencuri akan masuk bersama tim nya untuk membongkar
pagar. Kalau tidak ada gembok, akan gampang masuk dan terjadilah
pencurian," ucap Adrianus.
Menurut Adrianus, pada musim mudik kali ini, tiga modus yang dipaparkan
diatas kemungkinan tidak akan digunakan para pelaku kejahatan. Pencuri
yang mengetahui rumah dalam keadaan kosong, akan masuk dengan cara
membongkar pintu secara paksa serta memecahkan kaca.
Adrianus menerangkan, pencegahan dapat dilakukan dengan merealisasi kiat
informal dan formal. "Kiat informal seperti menitipkan rumah kepada
keluarga, tetangga, dan masyarat yang tidak mudik. Ini perlu dipilih
orang yang bisa dipercaya untuk mengemban amanat," katanya.
Kiat formal sendiri boleh dicoba namun cara seperti ini membutuhkan
biaya yang tidak sedikit. Agar rumah aman dari garong, pemiliknya bisa
menyewa petugas satpam ataupun memasang kamera cctv dan menjalin
kerjasama dengan perusahaan jasa keamanan.
"Kalau orang biasa dengan standar ekonomi menengah kebawah sebaiknya
gunakan trik informal saja. Tapi kalau memang mau benar-benar aman, ya
silahkan gunakan trik formal," kata Adrianus.
Lebih jauh, terang dia, apabila imbauan pengamanan rumah diabaikan
pemiliknya maka kejahatan tetap akan terjadi. Pasalnya, ada satu juta
rumah kosong di Ibukota yang dikhawatirkan menjadi ekperimen para pelaku
kejahatan.
"Pemilik rumah jangan hanya mengandalkan Satgas Anti Rumsong (rumah
kosong) yang dibuat Polri saja. Karena jumlah rumah yang harus diawasi
sangat banyak maka sebaiknya tetap waspada dengan membuat antisipasi
tambahan pengamanan," harap Adrianus.
Para pelaku kejahatan ini, imbuh dia, tidak akan kesulitan mencari
sasaran. Bagi penjahat yang tidak memiliki keahlian membobol rumah
mewah, maka rumah dengan tingkat keamanan minim akan dijadikan sasaran.
"Semua taget punya resikonya. Dia (pelaku) ada yang mau sekali pukul
dengan hasil besar maka harus baca peta dan persiapkan tim. Intinya
dimanapun itu pencurian saat mudik pasti terjadi," pungkasnya. (Golda
Eksa)
No comments:
Post a Comment